Orang tua yang merokok misalnya, mereka tidak ingin anaknya jadi perokok. Orang tua yang suka mabuk2an, mereka tidak anaknya jadi pemabuk. Termasuk orang tua yang tidak peduli pada pendidikan, mereka tidak ingin anak2nya bernasib sama seperti mereka. Kasih sayang khas itu timbul di hati paling kelam sekalipun.
Nah, saya tidak sedang membicarakan tentang orang tua kita. Tidak, mereka sudah melalui fase tersebut, menikah, punya anak, kita2 ini. Saya ingin membicarakan tentang kita.
Ingatlah selalu, esok lusa, saat kita menikah, dan punya anak, maka anak2 kita tersebut akan menghadirkan perasaan kasih sayang khas tersebut di hati kita. Esok lusa saat mereka bertanya, 'Bapak/Ibu dulu bagaimana sih sekolahnya? Semangat ya?', atau 'Bapak/Ibu dulu gimana sih bisa menikah, pacaran ya? aneh2 ya?' atau 'Bapak/Ibu dulu ngapain sj sih pas seumuran aku? tawuran nggak sih? suka membantah kakek/nenek nggak? suka kabur dari rumah?', dsbgnya, dsbgnya, maka semoga kita bisa sambil tersenyum, menjawab semua pertanyaan itu dengan baik.
Bukan jawaban pelan, "Begitulah, Nak, masa lalu Bapak/Ibu buruk. Kamu jangan seperti Bapak/Ibu ya."
Bagi anak-anak, orang tua adalah kebanggaan mereka. Bagi anak-anak, orang tua adalah pahlawan super. Dan selalu mengharukan bisa melihat anak2 tumbuh besar dengan teladan yg baik dari keluarga sendiri.
Jadi sebelum terlanjur, jika kalian ingin melakukan hal yg aneh-aneh, merusak diri sendiri, ingatlah besok lusa kalau kalian punya anak, kasih sayang yg khas itu akan datang. Kita tidak akan pernah mau anak2 kita melakukan hal yg aneh2, merusak dir sendiri seperti orang tuanya bertahun2 lalu.
*Diambil dari notes pagenya Om Darwis Tere Liye
0 komentar:
Posting Komentar