Jumat, 27 November 2015

Teater Syahid dalam Malam Anugerah Kihajar 2015


“Namaku adalah Soewardi Soerjaningrat, aku adalah seorang guru, aku mencintai pendidikan, menjadikan pendidikan sebagai budaya. “ - Said Riyadi Abdi sebagai Guru dalam pementasan bertajuk Ki Hajar Dewantara di Plaza Insan Ki Hajar Dewantara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Selatan (26/11).


Kamis lalu merupakan Malam Anugerah Kihajar 2015 yang merupakan event yang sudah ada sejak tahun 2006. Event ini diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan bekerjasama dengan mitra lain yang terkait. Malam Anugerah Kihajar 2015 adalah malam puncak dari seluruh kegiatan yang mencakup kuis, seminar, pameran, lomba TIK pendidikan dan anugerah Kihajar. Pada malam puncak akan ada pemberian award kepada para pemenang dari lomba yang diadakan sejak Mei 2015 bagi tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat se-Indonesia.

Acara malam itu dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan beserta jajarannya. Dan juga beberapa walikota seperti walikota Aceh, Gorontalo, Jayapura, Jambi, Bontan, Padang Panjang dan lain sebagainya.

Dalam Malam Anugerah Kihajar 2015, turut dimeriahkan oleh sanggar Ragam Nusantara, Teater Syahid, Sandy Sondoro, dan Lala Karmela. Teater Syahid sendiri menjadi pengisi acara kedua setelah pembukaan dari tari tradisional sanggar Ragam Nusantara yang membuka acara dengan penampilan tari tradisional yang berkolaborasi dengan modern dance.

Teater Syahid membawakan naskah yang ditulis oleh Lutfi, yang disutradarai oleh sutradara pementasan garapan bersama “Pin... Pulang” Oktober lalu, Rajab Husein. Dengan persiapan kurang lebih dua minggu, pementasan kali ini sukses membuat audiens merinding dengan kolaborasi antara tarian, nyanyian dan akting.

“Saya merinding dengernya.” Tutur seorang ibu yang membawa DLSR di tangannya ketika Abdi (Guru) tengah mengucapkan mantra sakti yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”.

Drama ini bercerita tentang anak-anak sekolah dasar yang senang belajar, dan diajari oleh seorang guru yang bercerita tentang Ki Hajar Dewantara. Dalam drama ini juga dilantunkan kutipan dari tulisannya yang berjudul Andai Aku Seorang Belanda. Lalu datang seorang inlander beserta ajudannya. Drama ini ditutup dengan seorang penyanyi yang menyanyikan lagu Indonesia Pusaka bersama-sama pemain lainnya.

Di akhir acara, Teater Syahid dan sanggar Ragam Nusantara.juga ikut mengiringi Sandy Sandoro dan Lala Karmela yang menyanyikan Indonesia Pusaka.




0 komentar:

Posting Komentar